Lembaga Think Tank Global: Kekuatan Militer AS Saat Ini Lemah
Oleh Nidia Zuraya
Lembaga think tank Amerika Serikat (AS), The Heritage Foundation, pekan ini merilis laporan tahunannya tentang “Indeks Kekuatan Militer AS”. Menurut lembaga yang berbasis di Washington ini, sejumlah temuan yang dipaparkan dalam laporan tahunan tersebut memberikan gambaran tentang kondisi militer AS yang menua dan kekurangan staf.
“Komponen Aktif militer AS saat ini berjumlah dua pertiga dari jumlah yang seharusnya, mengoperasikan peralatan yang lebih tua dari yang seharusnya, dan terbebani oleh tingkat kesiapan yang lebih bermasalah dari yang seharusnya,” demikian isi laporan tersebut seperti dikutip laman airforcetimes.com.
Untuk mempersempit ruang lingkup dan memberikan akurasi, laporan ini berfokus secara khusus pada hard power, yaitu pengaruh militer yang mendominasi di panggung dunia. Secara keseluruhan, studi ini dirancang untuk menggambarkan apakah militer dalam kapasitasnya pada tahun 2024 akan mampu membela negara dan mencapai tujuan strategisnya.
Para peneliti menetapkan tiga kriteria untuk mengukur hard power: kapabilitas, kapasitas, dan kesiapan. Kriteria tersebut kemudian dianalisis melalui kacamata kemampuan militer AS untuk mempertahankan diri melalui dua konflik regional besar yang sedang berlangsung saat ini.
“Seperti yang terjadi saat ini, militer AS berada pada risiko besar karena tidak mampu membela kepentingan vital nasional Amerika dengan pasti,” kata laporan itu.
Sementara itu, peringkat laporan untuk masing-masing cabang militer dan kekuatan secara total terbagi dalam lima tingkatan: Sangat kuat, kuat, marjinal, lemah, dan sangat lemah.
Dari cabang-cabang tersebut, Korps Marinir merupakan satu-satunya angkatan yang dinilai “kuat”. Angkatan Udara dan Angkatan Luar Angkasa dianggap “marginal”, sedangkan Angkatan Darat dan Angkatan Laut masing-masing dinilai “lemah” dan “sangat lemah”.
Meskipun Korps Marinir AS dinilai kuat, namun laporan indeks tahun 2024 menyimpulkan bahwa kekuatan militer AS saat ini berada pada risiko yang signifikan karena tidak mampu memenuhi tuntutan satu konflik regional besar sembari tetap memperhatikan berbagai aktivitas kehadiran dan keterlibatan AS dalam konflik tersebut.
Laporan tahunan Indeks Kekuatan Militer AS menyebutkan bahwa pasukan korps marinir AS mungkin tidak akan mampu berbuat lebih banyak karena tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk menangani dua kontijensi konvensional regional (MRC) yang hampir bersamaan. Keadaan ini menjadi lebih sulit karena lemahnya kondisi sekutu militer utama.
Berdasarkan kondisi-kondisi ini, laporan tahunan Indeks Kekuatan Militer menilai secara keseluruhan kekuatan pasukan AS adalah “lemah.” Laporan tersebut juga mencatat bahwa keadaan menjadi semakin buruk khususnya dalam dua hingga tiga tahun terakhir.
“Hal ini adalah akibat yang tidak dapat dihindari dari penggunaan yang berkelanjutan selama bertahun-tahun, kekurangan dana, prioritas yang tidak ditentukan dengan baik, kebijakan keamanan yang berubah secara liar, disiplin yang sangat buruk dalam pelaksanaan program, dan kurangnya keseriusan di seluruh lembaga keamanan nasional bahkan ketika ancaman terhadap kepentingan AS telah meningkat,” tulis laporan itu dalam kesimpulan akhir.