Tentara Zionis Mulai Frustasi

Ditulis oleh Rizky Jaramaya
Tentara zionis Israel mulai frustasi dan bergulat dengan krisis moral, yang digambarkan sebagai "bom waktu" oleh media lokal. Situasi ini muncul menyusul keputusan untuk memperpanjang wajib militer selama empat bulan, di tengah operasi yang sedang berlangsung di Gaza dan meningkatnya ketegangan dengan Lebanon.
Menurut laporan media Israel, perintah untuk memperpanjang wajib militer memicu ketidakpuasan yang meluas di kalangan para prajurit. Mereka mengaku kelelahan, merasa dieksploitasi, dan hilang kepercayaan terhadap negara serta pimpinan militer.
"Moral kami berada di titik terendah, para prajurit mencoba melarikan diri dari medan tempur," ujar seorang perwira militer Israel, dilaporkan Middle East Monitor.
Para prajurit Israel mengatakan, mereka terkejut ketika menerima pengumuman secara mendadak bahwa masa tugas mereka akan diperpanjang. Sersan Mayor Rishon A dari Brigade Nahal dijadwalkan akan bebas dari tugasnya pada pekan lalu. Namun sehari sebelum bebas tugas, dia mendengar pengumuman tentang perpanjangan masa tugas prajurit Israel.
"Negara mengeksploitasi kami tanpa ampun. Saya merasa kehidupan pribadi saya tidak berarti bagi mereka," ujar Rishon.
Selain memperpanjang masa tugas, pemerintah Israel juga meningkatkan gaji para prajurit. Namun kenaikan gaji itu tidak dapat meredam rasa frustasi mereka. Rishon mengatakan, dia menerima gaji baru sebesar 8.000 shekel atau 2.205 dolar AS. Menurutnya, kenaikan gaji itu tidak dapat mengimbangi rasa frustasinya di lapangan.
"Saya bisa mendapatkan jumlah gaji ini dengan bekerja sebagai pelayan, tetapi saya lebih suka bangun pagi dengan kebebasan, tidak wajib militer dengan paksa," kata Rishon.
Sementara itu, prajurit lain menyoroti kekurangan pasukan tempur di dalam angkatan darat. Hal ini menyebabkan meraka melakukan tugas-tugas non tempur, seperti memasak di dapur. Mereka menilai, kekurangan pasukan tempur sebagai bukti ketidakmampuan militer untuk melakukan tugas intinya. Sersan S yang bertugas di unit kendaraan lapis baja mengungkapkan rasa frustasinya.
"Jika saya pergi, siapa yang akan menggantikan saya? Tidak seorang pun. Kami terjebak dalam situasi ini," ujar Sersan S.
Selain itu, para prajurit menyatakan ketidakpuasan dengan pengecualian dinas militer bagi kelompok yahudi ultraortodoks. Mereka menganggap keputusan tersebut merupakan bentuk ketidakadilan serius yang telah meningkatkan diskrimiasi dan mengikis kepercayaan terhadap negara.
Para perwira senior menegaskan, keputusan untuk memperpanjang masa tugas telah menyebabkan kerugian yang signifikan terhadap semangat tempur para prajurit. Seorang perwira yang tidak disebutkan namanya mengatakan, arahan tersebut dilaksanakan secara tidak adil diseluruh unit sehingga menyebabkan frustasi yang mendalam di antara para prajurit.
