Houthi Merekrut Ribuan Pejuang Baru, Bahkan Pecahkan Rekor
Ditulis oleh Esthi Maharani
BEIRUT -- Houthi telah merekrut dan melatih lebih dari 200 ribu pejuang baru sejak kelompok itu memulai aksinya di Laut Merah untuk mendukung Palestina, kata seorang juru bicara Houthi.
Untuk menekan Israel agar melakukan gencatan senjata di Gaza, kelompok itu telah mencegat dan menyerang kapal-kapal terkait Israel yang melewati Selat Bab al-Mandeb dalam perjalanan mereka ke Terusan Suez. Dukungan rakyat memberi Houthi modal politik yang sangat besar di Yaman dan menyebabkan perekrutan "puluhan ribu" pejuang baru, menurut analis dan pernyataan oleh kelompok itu.
Analis khawatir bahwa lonjakan ini dapat secara drastis mengubah lanskap politik di Yaman dan mengurangi kemungkinan gencatan senjata dalam perang saudara Yaman yang hampir satu dekade.
Houthi juga telah memperluas serangan mereka untuk memasukkan kapal-kapal yang terkait dengan koalisi pimpinan Amerika Serikat yang saat ini menyerang posisi mereka di Yaman.
Meskipun ada kekhawatiran atas serangan Houthi di masa depan yang dapat menghambat kesepakatan gencatan senjata, Nasr al-Din Amer, seorang pejabat Houthi yang mengawasi jaringan berita Yaman Saba, mengatakan kepada Aljazirah bahwa kesepakatan masih di atas meja.
"Peluang untuk perdamaian ada," katanya. "Untuk bagian kami, kami tidak bermaksud untuk menyerang pihak lain selain musuh Zionis, Amerika dan Inggris, karena mereka menyerang kami, dan kami tidak memiliki niat untuk menargetkan pihak internal mana pun, kecuali jika menargetkan kami untuk melayani Zionis."
Puluhan ribu pejuang baru
"Orang-orang Yaman sangat bersemangat tentang perjuangan Palestina dan itu memberi Houthi pengaruh," Abdulghani al-Iryani, seorang peneliti senior di Pusat Studi Strategis Sanaa, mengatakan kepada Aljazirah. Semangat itu sangat tinggi sehingga telah mendorong perekrutan "setiap jam", komentator politik Hussain Albukhaiti, yang saudaranya Mohammed adalah anggota biro politik Houthi.
Berdasarkan penelitiannya, al-Iryani memperkirakan pejuang Houthi baru mendekati 150.000 pada 12 Februari. "Bahkan musuh bebuyutan Houthi bersama mereka selama mereka berdiri untuk Palestina."
Houthi memulai aksi Laut Merah mereka pada bulan November dan rekrutan mulai bergabung segera setelah itu. Pada 11 Januari, AS telah membentuk koalisi untuk "melindungi pelayaran internasional" dan mulai menyerang posisi Houthi.
Sebagian besar analis mengatakan serangan-serangan ini mungkin telah memberi Houthi dorongan untuk terus merekrut pejuang baru. Tim verifikasi Sanad Aljazirah mengatakan sekitar 37.000 pejuang telah direkrut sejak serangan udara AS dimulai.
Serangan Laut Merah dan serangan udara AS "tidak diragukan lagi banyak membantu mereka dalam memobilisasi dukungan dibandingkan dengan pra-7 Oktober, ketika popularitas kelompok itu terasa lesu," Nicholas J Brumfield, seorang analis Yaman.