Dunia arab

Houthi Masih Mampu Teruskan Blokade di Laut Merah

Houthi menegaskan sebelum masuk ke perairan Yaman, kapal-kapal harus memilii izin dari Yaman 
Houthi menegaskan sebelum masuk ke perairan Yaman, kapal-kapal harus memilii izin dari Yaman

Ditulis oleh Esthi Maharani

SANA'A -- Mantan Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengatakan "ada alasan kuat untuk meragukan" Houthi yang bersekutu dengan Iran akan menghentikan serangan-serangan mereka terhadap kapal-kapal jika gencatan senjata mengakhiri operasi-operasi militer besar Israel di Gaza.

"Mereka mungkin memutuskan mereka menyukai gagasan untuk mengontrol jumlah pengiriman melalui Laut Merah, dan akan melanjutkan hal ini untuk jangka waktu yang tidak terbatas," kata Gates dalam konferensi pengiriman peti kemas TPM24 di Long Beach, California.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Yang terbaru, Menteri Telekomunikasi Houthi Misfer Al-Numair menegaskan sebelum masuk ke perairan Yaman, kapal-kapal harus memiliki izin dari Otoritas Urusan Maritim Yaman yang dikuasai Houthi.

"Kami siap membantu Angkatan Laut Yaman untuk mengeluarkan izin dan mengidentifikasi kapal-kapal dan kami mengkonfirmasi ini dilakukan atas keamanan mereka," kata Al-Numair seperti dikutip stasiun televisi Houthi, Al Masirah, Selasa (5/3/2024).

Hingga saat ini, Houthi masih konsisten menggelar serangan ke kapal-kapal komersial di Laut Merah sejak pertengahan November lalu. Kelompok yang didukung Iran itu mengatakan serangan-serangan tersebut bagian dari solidaritas pada rakyat Palestina yang dibombardir dan kepung Israel di Gaza. Serangan yang dilakukan hampir setiap hari itu memaksa perusahaan pelayaran mengalihkan jalur kapal mereka ke rute yang lebih jauh dan mahal dengan mengitari Afrika. Amerika Serikat (AS) dan Inggris membalas serangan-serangan Houthi dengan menyerang Yaman.

Aksi kelompok Houthi ini terbentang sampai separuh Selat Bab al-Mandab selebar 20 kilometer. Kawasan ini merupakan muara sempit Laut Merah yang dilalui 15 persen perdagangan dunia menuju atau dari Terusan Suez. Di masa normal lebih dari seperempat kargo kontainer dunia untuk barang-barang mulai dari pakaian, peralatan rumah tangga, suku cadang kendaraan, bahan kimia dan produk pertanian seperti kopi bergerak melalui Terusan Suez.

Namun, sejak blokade yang dilakukan Houthi dan serangan AS-Inggris menimbulkan dampak signifikan. Misalnya saja pada Senin (4/3/2024) lalu HGC Global Communications yang berbasis di Hong Kong mengatakan pekan lalu setidaknya empat kabel komunikasi bawah laut di Laut Merah yakni Asia-Afrika-Eropa 1, Europe India Gateway, Seacom dan TGN-Gulf rusak.

Perusahaan telekomunikasi itu tidak menyebutkan penyebabnya. HGC memperkirakan kerusakan ini berdampak pada 25 persen lalu lintas data yang mengalir di bawah Laut Merah. Dalam pernyataannya mereka mengatakan sudah memiliki rencana untuk mengalihkan lalu lintas data.

Pada Sabtu (2/3/2024) lalu Kementerian Telekomunikasi Houthi mengatakan kerusakan itu disebabkan serangan AS dan Inggris. Dalam insiden terbaru, lembaga pelacak dan pengawas kapal komersial dan militer Inggris, UK Maritime Trade Operations mengatakan pada Senin kemarin mereka menerima laporan sebuah kapal rusak oleh dua ledakan, 91 mil laut di tenggara Aden. Tetapi tidak ada korban jiwa dan kapal tersebut melanjutkan perjalanan ke pelabuhan berikutnya.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Dunia dalam genggaman